Sabtu, 25 Oktober 2014

Presiden Baru Indonesia

Hari senin lalu tepatnya tanggal 20 oktober 2014 Bangsa Indonesia telah resmi mendapat Pemimpin baru, Dia lah Ir.Joko Widodo dan M.Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Jika ditanya bagaimana perasaan saya saat ini? Senang? Gembira? Atau apatis? Tak peduli dengan dinamika politik negeri ini?

Well, tulisan ini bukan ingin mencurahkan tentang perasan saya tapi tulisan ini tentang bagaimanalah kiranya Indonesia ke depan dengan seorang pemimpin yang baru.

Saya berharap tentunya ke depan Indonesia akan lebih baik di bawah pimpinan Mr.Ir Joko Widodo dan M.Jusuf Kalla ini, saya sungguh berharap mereka benar-benar menjadi pemimpin yang cakap, yang mampu menjadi teladan bagi seluruh elemen masyarakat kita.
Dalam hati, kadang saya bertanya-tanya:

"Katanya Indonesia ini negara kaya, tapi kenapa rakyatnya masih banyak yang hidup menderita?
Katanya Indonesia adalah negri yang subur, tapi kenapa masih banyak rakyat yang tak makmur?
Katanya Indonesia adalah negri pancasila, tapi kenapa perilaku manusianya tak mencerminkan nilai-nilainya?
Katanya Indonesia adalah negri yang ramah, tapi kenapa yang terlihat adalah orang-orang yang saling mencela?"

Bisakah kau jawab itu Mr.President?

Mereka bercita-cita Indonesia Hebat, maka sayapun berdoa agar Indonesia, negeriku tercinta ini benar-benar menjadi Indonesia yang hebat. Hebat akhlaknya, hebat ekonominya, hebat imannya.

Pena telah diangkat dan tlah kering, maka mungkin tiada guna lagi kita kesal, tidak terima dan tidak berlapang dada terhadap takdir Allah ini. Saat ini yang kita bisa lakukan adalah berdoa untuk pemimpin kita. Inilah doa untuk pemimpin yang dicontohkan nabi kita shalallahu'alayhi wassalam :


Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada.”

Aamiin..aamiin yaRabbal 'alamin 

Jumat, 24 Oktober 2014

Ketika kita tak lagi satu frekuensi

Kau ke barat, aku ke timur
Kau ke utara, aku ke selatan
Kau pergi ke lautan, aku ke pegunungan
Kau diam, aku bicara
Kau menuju kesuksesan dunia, aku?ah entahlah...

Kini semua terasa berbeda...
Mencari topik bicara pun tak lagi mudah..
Ingin bertemupun terasa sulit

Apa yang ku cari?
Apa yang kau cari?

Mungkin kini tak lagi sama.
Mungkin kini kita sudah berbeda.
Entah .. entah apa yang membuat menjadi seperti ini.

Haruskah kita salahkan jarak?
Ataukah waktu yang harus bertanggung jawab?
Atau, mari kita salahkan perpisahan kita dulu?
Perpisahan dari seragam abu-abu itu?

Ah..mungkin kita tak lagi satu frekuensi.
Tujuan kita, cita-cita kita tak lagi sama.
Mungkin aku atau kau tak lagi seidealis dulu.
Ingin rasanya kembali ke masa itu.
Tapi..
Kini, kita tak lagi satu frekuensi.
Ya, kita tak lagi satu frekuensi.
Salahkah?

Entahlah.

Senin, 20 Oktober 2014

Misteri Jodoh Si Lelaki Buta

Kisah berikut ini terjadi pada seorang buta dan miskin, yang konon dicampakkan kaum wanita. Kisah ini dipaparkan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdul Kariem Al-Aql dalam salah satu ceramahnya yang berjudul kisah dan pelajaran.

Syaikh Abdul Aziz menuturkan,"Diantara kisah misteri jodoh yang pernah saya ketahui adalah tentang seorang pria dari kerabat saya yang hafal qur'an dan shalih.

Ia orang yang dikenal rajin bersilatirahim, teguh pendirian agamanya dan selalu taat pada Allah dan dia seorang yang buta.

Suatu hari dia bertanya kepada saya,
"Ananda, kenapa kamu belum menikah?"(ketika itu usia syaikh 17 tahun)
"Hingga Allah memberi saya rizki" jawab saya.
"Ananda, bersikap jujurlah pada Allah, ketuklah pintu Allah dan berharaplah pintu kelapangan akan terbuka"ungkapnya.
Ia melanjutkan nasihatnya," Duduklah ananda, aku akan menceritakan kepadamu apa yang pernah aku alami dulu".

Ia diam sejenak lalu melanjutkan kisahnya,
"Aku dulu benar-benar miskin. Ayah dan ibuku juga orang miskin. Kami semua sangat miskin.

Aku sendiri semenjak dilahirkan sudah buta, pendek dan jelek. Segala sifat yang tidak disukai wanita ada padaku.

Aku sangat menginginkan seorang wanita akan tetapi hanya kepada Allah aku curahkan segala perasaan hatiku. Dengan kondisiku yang seperti ini akan sulit rasanya untuk mendapatkan seorang istri.

Akupun mendatangi ayahku kemudian mengutarakan keinginanku,

"Ayah, aku ingin menikah."

Kontan ayahku tertawa. Aku memahami bahwa derai tawa ayahku adalah isyarat agar aku berputus asa dan melupakan keinginanku untuk segera menikah. Bahkan ayahku bertanya,

"Apakah engkau gila nak? Siapa yang mau mengambilmu sebagai menantu?kamu buta dan keluarga kita sangat miskin. Sadarlah nah, tidak ada jalan untuk itu."

Kemudian aku pergi menemui ibu ku, mengadukan hal ini. Aku berharap barangkali ibu bisa membujuk ayahku. Tapi nyaris saja aku menangis ketika ibu ,mengucapkan nasihatnya,

"Ananda, kamu mau menikah?
Apakah kamu tidak waras nak?
Siapa wanita yang mau sama kamu?
Darimana kamu mendapatkan harta?

Kamu tahu bahwa kita semuanya sangat membutuhkan sedikit harta untuk beryahan hidup. Kamu juga harus tahu bahwa hutang kita menumpuk nak"

Aku tidak berputus asa. Aku ulangi upayaku itu sedemikian rupa kepada ayah dan ibu ku, akan tetapi keputusannya tetap tidak berubah.

Pada suatu malam, aku berkata dalam hati, "mengapa aku tidak mengadukan hal ini kepada Allah? Mengapa hanya meminta pada ayah dan ibuku yang memang tidak mampu apa-apa?

Maka kuangkat tanganku memohon kepada Allah.

Aku berdoa sambil kedua mataku mengucurkan air mata dan hatiku meratap tangis, merendah di hadapan Allah.

Karena aku shalat malam di awal waktu, maka akupun mengantuk dan tertidur. Dalam tidur aku bermimpi berada di sebuah tempat yang sangat panas seperti ada kobaran api yang sangat dahsyat.

Tidak berapa lama, aku melihat ada sebuah kemah yang turun dari langit. Kemah yang sangat indah dan mempesona, belum pernah aku melihat kemah seperti itu sebelumbya. Hingga kemah itu turun di atasku dan bahkan memayungiku.

Bersamaan dengan itu ada hawa dingin yang aku tidak mampu kuceritakan bagaimana rasanya karena benar-benar membawa kedamaian, hingga aku terbangun karena kedinginan setelah sebelumnya merasa udara panas yang amat sangat.

Aku terbangun dan perasaanku sangat senang dengan mimpi tersebut. Di pagi buta aku menemui seorang ulama yang mampu menakwilkan mimpi.

Setelah aku menceritakan mimpi itu, ulama tersebut berkata,

"Ananda apakah engkau sudah menikah? Kalau belum mengapa kamu tidak menikah?

"Belum, demi Allah saya belum menikah" jawabku

Mengapa engkau tidak menikah?"tanyanya lagi.

"Demi Allah ya syaikh, seperti engkau ketahui aku adalah orang buta lagi miskin serta buruk rupa."keluhku.

"Ananda, apakah tadi malam engkau mengetuk pintu rabbmu?"tanyanya lagi.

"Ya, aku telah mengetuk pintu Rabb ku."jawabku.

Syaikh itu berkata,

"Pergilah ananda , perhatikan gadis yang paling cantik dalam benakmu dan pinanglah karena pintu itu telah terbuka untukmu.

Ambillah yang terbaik dari yang ada dalam dirimu dan janganlah merasa rendahdengan mengatakan,"aku adalah seorang yang buta, maka aku akan mencari wanita yang buta pula. Kalaupun tidak buta, maka cukup yang begini, yang begitu."

Tetapi perhatikanlah gadis yang terbaik karena pintu itu telah dibuka untukmu.

Setelah aku berpikir, aku memilih gadis yang dikenal sebagai gadis yang paling cantik di daerah itu disamping memiliki nasab dan keluarga terhormat.

Maka akupun mendatangi ayah, kukatakan pada beliau barangkali beliau mau pergi menemui mereka untuk meminang gadis itu untukku.

Tapi ayahku menolak dengan keras. Dia benar-benar tidak setuju mengingat wajahku yang buruk dan betapa miskinnya aku. Apalagi gadis yang kuinginkan adalah gadis yang paling cantik di daerah itu.

Maka akupun pergi sendiri.

Aku bertamu pada keluarga itu, mengucapkan salam kepada mereka dan mengatakan keinginanku pada orang tuanya.
"Saya menginginkan fulanah (maksudku putrinya)"
"Kamu menginginkan putriku?"
"Ya, benar." Jawabku

"Demi Allah, ahlan wa sahlan putra fulan. Selamat datang wahai pembawa Al-qur'an. Demi allah ananda, kami tidak mendapatkan laki-laki yang lebih baik darimu. Akan tetapi aku berharap agar putriku mau menerimanya."

Kemudiam ia pergi menemui putrinya dan mengatakan,"wahai putriku, ini fulan datang meminangmu. Memang dia buta tetapi dia hafal Al-qur'an . Dia menyimpan Al-qur'an dalam dadanya. Kalau engkau rela ia menjadi suamimu, maka bertawakallah kepada Allah".

Sang putripun menjawab,"Ayahanda, kalau itu sudah menjadi pendapatmu, aku tidak memiliki pilihan lain. Aku bertawakal kepada Allah.

Selang sepekan kemudian wanita cantik itupun menjadi istri bagi si buta yang miskin dengan taufik dan kemudahan dariNya juga karena keutamaan Alqur'an.

Kisah ini mengajarkan kita agar kita senantiasa berdoa dan berharap kepada Allah dan jangan pernah berputus asa.
Jika jodoh belum tiba sedangkan hati telah terasa gundah, maka datanglah padaNya..
Pintalah inginmu, mohonlah PadaNya..
Percayalah, Allah pasti mengabulkan doa kita.
Percayalah Allah pasti menginginkan kebaikan untuk kita.

Jika belum diberi, bukan berarti Allah tak cinta,
Jika belum datang jodohmu bukan berarti Allah meninggalkanmu..
Teruslah berharap..teruslah berdoa..teruslah berusaha..

Allah tahu waktu yang tepat untuk kita...