Kamis, 30 Oktober 2014

Menteri Bertato dan Perokok

Akhir-akhir ini saya perhatikan di media sosial sedang ramai dibicarakan beberapa berita. Salah satunya yaitu tentang seorang menteri bertato dan perokok  yang baru dipilih oleh Presiden kita saat ini.

Opini dan respon masyarakat pun bermacam-macam. Ada yang sangat frontal menolak atau tidak setuju dengan menteri pilihan jokowi tersebut ada juga yang setuju-setuju saja.
Ada yang membela ada juga yang mencela.

Bagaimana menurut pendapat saya tentang hal ini?
Ah mungkin pendapat saya tak penting, juga tak bermanfaat tapi izinkanlah saya untuk menyampaikan apa yang harus saya sampaikan.

Pertama, soal menteri yang dipilih oleh Presiden kita yang bertato dan merokok, apakah itu sebuah kesalahan?ataukah sah-sah saja?
Kalo dilihat dari konstitusi kita beliau boleh-boleh saja dipilih menjadi menteri tapi masyarakat kita menilai bahwa rokok dan tato adalah hal yang negatif. Masa seorang menteri atau public figure melakukan itu sih? Mungkin begitu kira-kira pendapat sebagian masyarakat kita. Rokok dan tato memang bukan merupakan hal yang baik, saya yakin kita tidak ingin mempunyai keturunan yang merokok apalagi bertato tapi sedihnya banyak orang yang bilang ah gapapa bertato dan merokok yang penting kinerja nya bagus, yang penting gak korupsi. Nah, ente mau punya anak yang baik, jujur ga korupsi tapi ngerokok dan bertato ? Harusnya kita harus jujur pada diri sendiri, kita tahu bahwa itu tak baik, katakanlah bahwa itu tak baik, kalau itu buruk maka katakanlah itu buruk. Menurut saya baik saja tak cukup, baik juga harus dilengkapi dengan iman. Artinya ia baik dan taat kepada Allah, melakukannya karena Allah. Betapa bahagianya kita jika kita punya pemimpin yang baik dan beriman. Punya menteri yang baik dan beriman bahkan anak yang baik dan beriman. Apakah lantas yang punya tato dan merokok itu tak beriman? Wah saya ga bisa jawab tuh, yang jelas agama kita melarang tato dan rokok. So, jangan coba-coba yaaa.....

So, please... jangan lagi berfikir yang penting ga korupsi, yang penting baik. Mau dia bertato kek, mau dia ngerokok kek, mau dia minum-minuman keras kek, mau dia berzina kek bodo amat yang penting baik.Please jangan lagi berfikir seperti itu ya my dear karena kita ga mau kan punya keturunan yang hanya "yang penting baik" tapi moralnya rusak? Ga mau kan?.. kita harus jujur bahwa yang buruk itu buruk, yang jelek itu jelek. Kita boleh benci, tapi bukan benci sama orangnya tapi benci perbuatannya. Bencilah karena Allah bukan karena yang lain.

Yang lebih bodohnya, banyak juga orang yang membandingkan menteri itu dengan mantan gubernur Banten yang sekarang terjerat kasus korupsi, katanya ex gubernur itu pake jilbab, gak bertato dan ga merokok tapi korupsi, memdingan mentri itulah walopun bertato dan ngerokok tapi ga korupsi. Sorry to say, you are so stupid kalo ngebandingin mereka. Sungguh sangat teramat bodoh. Saya bukan pembela ex gubernur itu ya, saya juga benci sama perbuatannya yang korup. Kita harus jujur bahwa korupsi itu salah, korupsi itu dosa tapi dear.. kenapa mesti bawa-bawa jilbab? Jilbab itu baik, itu perintah agama. Ketika si pemakai melakukan dosa itu bukan karena jilbabnya tapi itu karenan keimanannya.
Nah, kalo dengan adanya perbandingan tersebut apakah kita bisa mengatakan bahwa si menteri itu lebih baik? menurut saya yang baik adalah ia ga korupsi tapi juga ga merokok dan bertato. Iya apa iyaa? :D

 Mereka punya sisi negatif dan positif  yang memang tak bisa kita bandingkan gitu aja.inget loh bahwa ga ada manusia yang sempurna. Barangkali kita eh saya sendiri yang sudah banyak omong ini adalah yang paling banyak kejelekannya minim kebaikannya. Jadi, langkah bijak untuk kita menyikapi hal itu adalah jangan mencela orang lain habis-habisan sampai kata-kata buruk yang keluar. Rugi! Lebih baik kita instropeksi diri kita banyak-banyak semoga kita dijauhi dari perbuatan yang buruk. Jangan membanding-bandingkan orang lain berdasarkan kulit luarnya saja. Tak ada yang tahu  nilai keimanan seseorang tapi yang pasti kita harus jujur bahwa yang buruk itu buruk jangan malah dibela gapapa buruk asal baik. Nah lho!?  and the last, banyak-banyak lah berdoa untuk kita, keluarga kita dan pemimpin kita agar semakin taat padaNya. Semoga keimanan kita kian hari kian bertambah bukan malah berkurang.

Aamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar