Selasa, 11 November 2014

Duka dan Luka

Hujan deras mengguyur wilayah jakarta sedari pagi.
Membuat semuanya seakan-akan kacau.
Kubangan dimana-mana, macet tak di dapat dihindari karena semua ingin jalan lebih dulu.

Seharusnya hujan itu indah tapi untuknya kali ini hujan ini serasa wakil dari perasaannya.
Seakan-akan semesta tahu bahwa hatinyapun sedang hujan.Hatinya sedang kacau dan fikirannya tengah galau.

Ia merasa jalannya telah buntu, harapannya lenyap sudah..

Dia kini sedang "menikmati" kekacauan di sore itu:hujan, banjir dan macet.Lengkap sudah kekacauan sore itu sebagaimana lengkap pula kekacauan hatinya kini. Dia hanya bisa memandangnya dengan tatapan kosong dan fikiran entah kemana.


Oh salahkah jika ia berharap?
Berharap sesuatu yang sederhana saja.
Bukan sesuatu yang mewah.
Tapi kenapa harapannya itu belum terwujud jua?

Dia kecewa, sungguh sangat teramat kecewa.

Apakah seharusnya ia tak berharap agar tak kecewa?

Ah iya... semuanya telah tertulis sebagai takdirNya.
Ketikapun harapan tak sesuai dengan kenyataan tapi bukankah takdirnya itu selalu indah?

Bukankah Dia selalu menakdirkan yang terbaik?

Lantas mengapa masih kecewa?
***
Hatinya masih gelisah, perlu waktu baginya untuk menata dirinya kembali. Waktu akan selalu berbaik hati menghapus duka dan luka bukan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar